Senin, 09 Maret 2015

Kawah Ijen

Gunung Ijen , sebuah gunung berapi aktif yang mempunyai ketinggian 2443 meter dan telah meletus empat kali pada tahun 1796, 1817, 1913, 1936. Disinilah terdapat sebuah tempat yang begitu indah dan selalu menggoda untuk dikunjungi, Kawah Ijen. untuk dapat mencapai kawah ijen terdapat dua jalur yakni jalur utara dan selatan. Bila memilih melewati jalur selatan, dari Banyuwangi perjalanan menuju Desa licin kemudian dilanjutkan ke Paltuding dengan jarak 35 km dengan jarak tempuh 1,5 jam. Dan jika wisatawan memilih jalur utara berarti kita berangkat melewati Situbondo, menuju sempol melewati garduatak Wonosari,kemudian dilanjutkan ke Paltuiding yang dapat dicapai dengan jarak 93 km dengan waktu tempuh 2,5 jam. Setelah anda mencapai puncak kawah ijen . maka anda akan menemukan kawah yang sangat indah yang biasanya disebut kawah ijen.
 Kawah Ijen adalah kawah yang bersifat asam yang airnya berwarna hijau toscca,berada di puncak ijen dengan tinggi 2368 meter diatas permukaan laut,dengan kedalaman danau 200 meter dan luas kawah 5466 hektar. Danau kawah ijen, merupakan danau reaktor multikomponen yang di dalamnya terjadi proses, baik fisika maupun kimia. Seperti diantara proses pelepasan gas magmatic, pelarutan batuan, pengendapan, pembentukan material baru, dan pelarutan kembali zat - zat yang terbentuk. sehingga menghasilkan air danau yang sangat asam dan mengandung bahan terlarut dengan konsentrasi sangat tinggi.
Selain itu, fenomena lainnya yang dihasilkan Kawah Ijen tentunya  adalah suplimat belerang. Belerang dihasilkan dari sublimasi gas - gas belerang yang terdapat dalam asam sulfaltara yang bersuhu sekitar 200 derajat celcius, dengan kapasitas belerang 8 ton perhari. Disini wisatawan akan menemui para penambang sulfur yang melakukan kegiatan setiap harinya mengumpulkan dan mencetak belerang. yang ternyata memiliki kelebihan mampu untuk mengobati penyakit kulit, sebagai bahan pemutih gula, bahan kosmetik,bahan campuran sabun mandi dan bahan campuran untuk pembuatan ban kendaran.
kekaguman tak berhenti sampai disini. fenoma indah dari kawah ijen yang mampu mengalahkan matahari terbit dan terbenam adalah Api biru/Blue fire/Blue Flame. Untuk melihat api biru yang keluar dari semburan gas panas dari pipa sulfatara,wisatawan harus menunggu waktu malam hari dengan menggunakan pemandu wisata dan itu berarti wisatawan harus memulai pendakian pada dini hari. sebuah perjuangan memang, namun percayalah melihat kecantikan blue fire sangat cukup membayar perjalanan perjuangan anda. Waktu yang biasa digunakan pendakian untuk menyaksikan api biru di Kawah ijen antara pukul 02.00 WIB sampai jam 03.00 WIB dari Paltuding.Beberapa fasilitas umum yang ada di paltuding diantaranya camping ground, rest area, mushola, warung, dan toilet.

Penambang Belerang
Pemandangan yang tak kalah menakjubkan dari kawah ijen adalah aktifitas para penambang belerang yang beraktifitas setiap harinya di kawah ijen. Sekitar 350 penambang , terdiri dari orang pawon dan pemikul belerang yang bekerja PT. Canding Rimbi, Desa Tamansari . Dinamakan orang Pawon yang berarti Dapur dalam bahasa jawa, adalah mereka yang bersentuhan langsung dengan belerang. Mulai dari mengontrol keluarnya gas sulfatara dari pipa besi, mendinginkan pipa dengan menyiram beberapa bagian pipa agar panas gas menurun dan proses sumblimasi belerang lebih cepat, dan mengambil belerang yang telah beku dengan alat tradisional “linggis”, kemudian dikumpulkan untuk diangkut oleh para pengangkut belerang yang biasa disebut pemikul.
Para pemikul belerang akan mengambil belerang dari kawah dengan menggunakan basket tradisinonal yang terbuat dari bambu, dalam satu kali angkut para pemikul dapat membawa belerang antara 50 kg hingga 80 kg,namun ada beberapa pemikul yang dapat menganggkut belerang hingga 100 kg. para pemikul dalam satu hari dapat mengambil belerang hingga dua kali.
Belerang yang telah diangkut dibawa ke tempat penimbangan di dua tempat yang pertama “Pondok Bunder” dan Pos terakhir "Paltuding", para penambang belerang menempuh perjalanan dari kawah sampai ke pos terakir sejauh 3 km.

Proses belerang
Belerang yang sudah diangkut dan dikumpulkan jadi satu di pos Paltuding kemudian diangkut dengan truk menuju desa Blambangan untuk dilakukan penyortiran. Proses ini dengan memanaskan seluruh belerang dalam sebuah tungku besar dengan bara api. Belerang yang cair akan disaring untuk memisahkan kotaran berupa batu kerikil dan pecahan kayu.
Belerang yang sudah bersih di cetak kembali sesuai dengan permintaan pasar, cetakan bisa berbentuk lempengan ataupun bulatan kecil.















Dikutip dari : www.banyuwangitourism.com

0 komentar:

Posting Komentar